Bab 176 Menjaga Harga Diri Terakhir
Yansen mengerutkan alis tebalnya. Dia tidak suka ayahnya mengambil keputusan sepihak soal masa depan orang lain.
"Aku hanya bisa berjanji, kalau suatu hari Kirana masuk ke pekerjaan inti Grup Feriawan, itu pasti karena kemampuannya sendiri."
"Kalau kamu begitu yakin pada kemampuan Kirana, kenapa nggak melihat apa yang Wanda lakukan untuk perusahaan? Ibumu sudah menilai dia pantas menjadi menantumu, pasti dia unggul dalam banyak hal."
"Apa yang dilakukan Wanda untuk pekerjaan, dia juga sudah mendapat imbalan yang layak."
Yansen tidak merasa memiliki utang budi kepada Wanda!
Meski benar wanita itu banyak membantu Grup Feriawan, tiap kali bonus akhir tahun, dia selalu menjadi penerima terbesar di Departemen Legal!
"Ayah sudah mundur selangkah, bukan karena takut padamu, tapi karena takut istriku, ibumu, mati!" Hardi mendengus dingin. "Hal lain, kamu pikirkan sendiri."
Setelah itu, dia bangkit dan meninggalkan kantor.
Yansen kembali ke mejanya dan melihat ponsel. Ada pesan WhatsApp dari Ki

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda