Bab 199 Kami Sudah Berusaha
Tangan Kirana yang memegang pena bergetar hebat, tetapi tetap saja dia tidak bisa menuliskan namanya dengan benar.
Tiba-tiba ...
Dari ruang gawat darurat, seorang dokter berlari keluar dengan tergesa-gesa. "Pasien sudah nggak bisa diselamatkan!"
Saat ini, surat peringatan kondisi kritis di tangan Kirana bahkan belum sempat ditandatangani.
Dokter penanggung jawab segera berbalik masuk lagi. Kirana juga refleks ingin menyusul, tetapi dicegah. "Maaf, keluarga nggak boleh masuk ke ruang gawat darurat!"
"Di dalam itu ibuku! Dia bilang ibuku nggak bisa diselamatkan, aku harus masuk untuk melihatnya!"
"Maaf."
Setelah berkata begitu, dokter itu langsung menutup pintu.
Tangisan Kirana membuat pandangannya buram. Yang terlihat hanyalah lampu merah menyala terang di ruang gawat darurat, menusuk matanya.
Di lorong rumah sakit yang dipenuhi dinding putih, tiba-tiba dia memperhatikan tidak jauh dari sana, ada seorang pria yang mengenakan jas hitam!
Kirana tidak mengenalnya, tetapi jelas sekali orang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda