Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Cinta Salah KirimCinta Salah Kirim
Oleh: Webfic

Bab 19 Hanya Pantas Jadi Pengganti

Teguran kerasnya membuat Kirana tersadar seketika. Benar juga, bagaimana dia bisa begitu yakin bahwa Yansen akan mempermudah permohonannya? Hanya karena mereka pernah tidur bersama? Jangan lupa, dia sudah membayar. Karena ini murni transaksi finansial, melibatkan perasaan berarti sudah melewati batas. "Nggak ada, maaf Pak Yansen, sudah mengganggu." Bahkan tanpa menunggu jawabannya, Kirana langsung menutup telepon. Kata-kata "nggak tahu diri" seperti tamparan keras yang mendarat tepat di wajahnya! Di luar, Pak Rainer juga menerima pemberitahuan itu dan dengan penuh amarah dia langsung masuk "Aku sudah bilang nggak mungkin, 'kan! Kirana, kamu kira dirimu siapa? Masih menyuruhku percaya padamu sekali lagi! Aku sudah percaya, dan hasilnya sekarang apa? Hah?!" Mendengar bentakannya, Janna segera berlari sambil membawa berkas, berdiri di depan Kirana untuk membelanya. "Pak Rainer, ibunya Kirana baru saja mengalami sakit serius, apa nggak bisa Anda sedikit lebih sabar padanya?" "Sabar? Lalu siapa yang akan bersabar padaku!" Pak Rainer menghantam meja dengan keras. "Baik, Kirana, jangan bilang aku sengaja menyulitkanmu! Kamu sendiri yang memohon agar Proyek Auraya itu diberikan padamu. Kalau akhirnya nggak jalan, maka kemasi barang-barangmu dan pergi!" Janna hendak membalas lagi, tapi tiba-tiba Kirana menarik tangannya, memberi isyarat agar jangan melanjutkan, sementara dirinya berdiri dan membungkuk dalam-dalam. "Maaf, Pak Rainer, saya nggak akan menyerah pada Proyek Auraya." "Sebaiknya jangan hanya omong besar lagi!" Setelah melontarkan kata-kata itu, Pak Rainer membanting pintu dengan keras. Janna justru terlihat lebih marah daripada Pak Rainer. "Kirana, jangan takut sama dia! Kalau perlu berhenti saja, aku akan temani kamu!" "Aku baik-baik saja." Kirana menarik napas panjang, menenangkan diri, lalu menatap layar komputer. "Aku harus mendapatkan Proyek Auraya." Harga dirinya yang jatuh hari ini, harus dia rebut kembali. "Baik, aku akan bantu kamu." Janna baru saja akan melanjutkan kata-katanya, ketika tiba-tiba telepon internal kantor berbunyi. Kirana mengangkatnya, suara di seberang terdengar cukup familier. [Nona Kirana? Pak Yansen minta Anda datang ke kantor pusat.] Kirana mencoba mencerna. Apa Yansen sudah kembali dari perjalanan dinas? ... Dengan wajah datar Kirana naik ke lantai atas, melangkah dengan sepatu hak tingginya menuju pintu kantor Presdir. Dia tahu, Yansen tidak berkewajiban membantunya dalam pekerjaan, jadi dia pun tidak berhak melibatkan emosi apa pun terhadapnya. "Tok tok ... " Kirana mengetuk pintu, namun suara yang terdengar dari dalam justru suara seorang wanita! "Masuk." Dia mendorong pintu masuk, dan tidak melihat sosok Yansen, melainkan seorang wanita yang memegang gelas anggur merah. Setelah melihat wajah itu, Kirana refleks tertegun. Dia sangat cantik, kecantikannya terpancar dari dalam, penuh percaya diri! Mengenakan gaun ungu muda yang dirancang khusus, dengan tubuh anggun dan setiap gerakannya membawa aura yang sama mewahnya dengan Yansen. Alasan dia tertegun bukan hanya itu, melainkan karena wajahnya ternyata ada beberapa kemiripan dengan dirinya. "Kamu siapa?" Wanita itu juga tampak terkejut ketika melihatnya. "Aku Kirana, dari Tim Tiga Departemen Investasi Grup Mahagema, Pak Yansen yang memanggilku." Kirana segera mengalihkan pandangannya, berdiri sopan di tempat. "Oh." Wanda juga tersadar, lalu menunjuk ke ruang istirahat dalam kantor. "Yansen sedang berganti pakaian, tunggu sebentar." Kirana mengangguk, dan pada detik berikutnya dia mendengar suara Yansen yang dingin bak gunung es. "Dia hanya pantas jadi pengganti."

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.