Bab 201 Aku Mohon Padamu, Biar Aku Menemanimu
Menyentuh kulitnya yang dingin menusuk hingga ke tulang membuat Sigit merasa sangat sedih.
"Hanya kamu seorang diri?"
Dia ... tidak datang menemuimu?
Sigit tidak mengatakan kata-kata itu. Melihat kondisi Kirana sekarang, dia sudah bisa menebaknya.
Meski tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia yakin pria itu tidak akan meninggalkan Kirana di saat seperti ini, bahkan jika Kirana memintanya pergi.
"Ibuku dibunuh orang."
Kirana tidak menjawab pertanyaan Sigit, melainkan berbicara dengan suara serak yang nyaris bisu. "Dia pasti dibunuh orang ... "
"Kamu mengetahui sesuatu?" Sigit segera bertanya, "Katakan padaku, aku akan menyelidikinya! Tenang, kalau memang benar ada yang membunuh Tante, aku nggak akan membiarkannya lolos!"
Kirana pelan-pelan mendongak dan menatapnya.
Tiba-tiba, bahunya merosot.
"Kalau itu orang dari Keluarga Feriawan ... bagaimana? Bisakah kita menemukan bukti?"
Sebenarnya dia sangat takut, takut jika terungkap, itu memang atas perintah orang tua Yansen.
Dan meski bis

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda