Bab 220 Kamu Sudah Pikirkan Baik-baik dan Memilih Sigit
Mendengar suara itu, Yansen tiba-tiba mengangkat wajah tampannya dan menatap ke arah Kirana.
Jas yang dia kenakan sudah kusut tak karuan, kancing kemejanya terlepas entah ke mana. Matanya yang semula gelap bagai kolam kini memerah, seperti binatang buas yang terperangkap dalam kegelapan malam. Tertekan namun tajam, membuat orang lain sulit bernapas.
"Kamu bohong padaku, bukan?"
Kirana mengerutkan kening, "Bohong apa?"
"Kamu nggak sungguh-sungguh ingin memilih Sigit, kamu hanya mengatakannya karena emosi, bukan begitu?"
Kirana menarik kembali tangannya dengan cepat, menutupi segala kepedulian pada pria itu, lalu berpura-pura tidak sabar. "Aku kira Pak Yansen itu orang yang tahu kapan harus melepaskan. Ternyata kamu juga tipe pria yang suka mengikat orang lain dengan perasaan! Sayang sekali, aku nggak mau melanjutkan sandiwara ini lagi!"
Sebelum kata-kata Kirana selesai, ciuman agresif Yansen sudah menekan bibirnya.
Menelan habis semua kata-kata yang tersisa, kata-kata yang tidak ingin d

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda