Bab 237 Aku Membencimu
Kirana tahu, ini adalah terakhir kalinya Yansen menanyakannya.
Kirana sudah menundukkan kepala berulang kali, harga dirinya telah dia singkirkan berulang kali, dan rasa diinjak-injak martabat sungguh tidak enak, dia tidak ingin Yansen seperti ini.
"Yansen, jangan tanya lagi."
"Baik, aku nggak akan tanya lagi."
Pria itu memberi tatapan pada pembawa acara, pernikahan resmi dimulai.
Tidak ada tamu, tidak ada kerabat. Selain pembawa acara, hanya ada mereka berdua.
Sepanjang acara, Kirana tidak berani menatap wajah Yansen yang setampan ukiran itu dan sepasang mata dalam yang tidak terlihat dasarnya. Dia hanya ingin semua ini cepat selesai, bukan hanya pernikahan ini saja.
"Sekarang, pengantin pria boleh mencium pengantin wanita."
Pembawa acara berkata, lalu mulai memejamkan mata untuk mendoakan mereka.
Yansen menangkupkan wajah Kirana dengan kedua tangan, bibir hangat perlahan mendekat, hingga tidak ada lagi jarak.
Ciuman itu panjang dan sangat lama ...
Begitu lama sampai hampir menguras ha

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda