Bab 346 Wajah yang Sama Persis
Karena sang atasan sudah mengaitkannya dengan urusan pekerjaan, Pak Lukas hanya bisa mengangguk.
"Baiklah, Pak Yansen, terima kasih."
Meskipun katanya hendak membicarakan pekerjaan, begitu keduanya duduk, tidak satu pun dari mereka benar-benar punya niat untuk membahas hal itu.
Saat ini, yang paling ingin diketahui Pak Lukas adalah... apakah sang bos masih berniat mengejar Kirana, atau besok akan kembali ke Kota Bentari?
Kalau begitu, dia bisa memesan tiket pesawat lebih awal.
Namun kali ini, Pak Lukas tidak langsung bertanya, karena menurutnya mungkin bahkan Pak Yansen sendiri belum punya keputusan.
Lebih baik dibiarkan dulu agar bisa memikirkannya dengan tenang.
"Eh ... itu, Pak Yansen, tentang proyek di Kota Wening ... "
"Menurutmu, apakah aku terlihat bodoh seperti ini?"
Pak Lukas semula hanya ingin mencairkan suasana, tetapi dia baru hendak membuka topik, Pak Yansen sudah lebih dulu berbicara.
Dia berpikir sejenak, lalu menghela napas.
"Pak Yansen, yang paling terluka adalah merek

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda