Bab 425 Aku Curiga Kirana itu Ibumu
Yansen mengernyit, lalu langsung menoleh, dan mereka saling menatap.
"Aku nggak bohong padamu."
Tatapan matanya terlalu intens, terlalu tulus, seolah ingin menyedot seluruh diri Kirana ke dalamnya.
Dia mulai menyesal kenapa tadi harus terus terang pada Yansen ... sekarang justru dirinya yang tidak bisa mundur.
Kirana berdeham pelan untuk menenangkan diri, lalu mengalihkan pandangan. "Pak Yansen, lebih baik kita bicara soal pekerjaan saja."
"Baik, bicara pekerjaan," jawab Yansen tanpa menolak. "Hari ini kamu lembur."
"Yansen ... "
Kirana sampai menggertakkan gigi karena kesal. "Sebenarnya apa maumu? Saat kita cerai, kamu bilang kamu benci aku. Lalu sekarang? Pak Yansen yang sombong itu mau menarik ucapannya? Sudah pernah aku tinggalkan, masih mau mengejar aku tanpa rasa malu?"
Mungkin karena ucapannya terlalu menusuk, wajah Yansen mendadak agak pucat, dan kesadarannya pun kembali.
Dia sadar dirinya kehilangan kendali karena telepon dari Sigit tadi.
Mendengar Kirana dengan nada begitu ak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda