Bab 44 Sungguh Mengagumi Yansen
Yansen jarang bicara dengan nada seperti itu secara pribadi, menandakan keputusannya sudah bulat.
"Terima kasih, Pak Yansen."
...
Setibanya di Grup Feriawan, Yansen langsung menuju ruang rapat.
Kirana merasa seolah dia menghadiri rapat tanpa henti setiap hari.
Dia segera mencari Pak Lukas, dan begitu melihatnya, dia baru mengerti kenapa suaranya terdengar begitu familier!
Bukankah ini orang yang menahannya di Kota Wilan saat meminta kontrak dari Yansen?
"Nona Kirana." Pak Lukas tidak terlihat kaget, seolah sudah tahu siapa dirinya.
"Nggak usah begitu sopan, panggil saja aku Kirana!" Dia datang untuk belajar, secara praktis ingin belajar dari Pak Lukas, tidak pantas kalau terlalu formal.
Ucapan itu membuat Pak Lukas agak tersanjung.
"Jangan, Pak Yansen sendiri yang memintaku untuk mengawasimu, jadi tetap aku akan panggil Nona Kirana."
Pak Lukas sudah lama bekerja dengan Yansen, dan belum pernah dia melihat ada wanita yang dekat dengannya. Bahkan dengan Kepala Pengacara Wanda, interaksin

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda