Bab 63 Kalau Bisa, Dia Juga Ingin
Dengan tergesa-gesa menutup telepon, Kirana segera ke jalan untuk menyetop taksi.
Sekarang sikapnya terhadap Yansen sama seperti terhadap pekerjaan. Dia harus siap dipanggil kapan saja, harus selalu memenuhi permintaan.
Mengingat ibunya yang memarahinya tidak tahu malu, kalau bisa, dia juga ingin tidak tahu malu.
...
Akhirnya, Kirana tiba di Teluk Permata. Begitu masuk pintu, dia sudah melihat Yansen belum berganti setelan jas, masih tetap dengan setelan bergaya elite bisnis. Saat itu, pria itu sedang duduk di belakang meja ruang tamu mengikuti rapat video.
Menjadi presiden direktur tidak semudah itu, apalagi Yansen. Posisi Grup Feriawan bisa sampai pada tingkat sekarang sepenuhnya bergantung pada sikap kerjanya yang hati-hati ini.
Mendengar suara, pria itu melirik ke arah pintu masuk, memberi isyarat agar Kirana menunggu sebentar.
Kirana tidak berani mengganggu pekerjaannya. Dia menghindari ruang tamu, lalu masuk ke kamar tidur. Barulah dia berani membuat sedikit suara.
Setelah berpik

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda