Bab 68 Tiga Hari
Suaranya sangat lemah, membawa nada memohon yang sulit ditolak.
Surya sudah mengenal Wanda selama bertahun-tahun. Gadis ini selalu menjaga sikap anggun dan elegan. Ini pertama kalinya Wanda merendah dan memohon.
"Baiklah."
Surya menghela napas, lalu berbalik meninggalkan ruang perawatan.
Di tikungan lorong rumah sakit, Surya menyalakan sebatang rokok, mengisapnya, sambil mencari nomor Yansen.
Setelah berdering beberapa kali, barulah terdengar suara rendah yang serak dari seberang.
"Ada apa?"
"Hmm, kondisi Wanda cukup serius di sini, aku tidak bisa menangani sendirian. Kalau kamu lagi nggak sibuk, datanglah bantu aku!"
"Aku harus pulang lebih awal."
Surya sudah tahu Yansen akan berkata begitu. Dengan kesal, dia mengisap rokoknya dalam-dalam. "Bukan aku mau menyalahkan kamu, tapi kamu nggak merasa terlalu berlebihan pada Wanda? Bagaimanapun juga, dia terkena usus buntu akut karena begadang kerja. Nggak perlu mempertimbangkan persahabatan kita sejak kecil, setidaknya sebagai pemimpin Grup

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda