Bab 20
Gerbang kedatangan internasional dipenuhi lautan manusia.
Raina mendorong kopernya, mengenakan mantel putih gading bergaya sederhana. Tubuhnya tegap, ekspresinya tenang dan dingin saat melangkah keluar.
Tiga tahun telah menghapus sisa-sisa kepolosan masa lalunya, menggantikannya dengan kematangan dan ketenangan yang dingin. Kecantikannya kini tak hanya memukau, tapi juga terasa jauh dan tak tersentuh seperti cahaya bulan yang indah namun tak bisa digapai.
Baru saja menjejakkan kaki di tanah kelahirannya, bahkan sebelum sempat menghirup udara negeri sendiri, Raina sudah dikepung dari dua arah seperti mangsa yang dicium oleh hiu lapar. Dua kelompok itu mendekat dengan cepat dari sisi kiri dan kanan, mengepungnya di lorong pintu keluar bandara.
Di sisi kiri, berdiri Adrian sebagai pemimpin.
Dia mengenakan setelan jas buatan tangan yang mahal, tubuhnya tegap dan wajahnya tetap menawan seperti dulu. Namun di balik ketampanan itu, tergurat jelas kelelahan yang tak pernah benar-benar hilang,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda