Bab 317
Saat Thalia sampai di rumah sakit, departemen yang bersangkutan sudah penuh sesak.
Satpam dan polisi berada di tengah kerumunan, berusaha membubarkan orang-orang.
Tapi tidak banyak yang mau pergi.
Thalia ikut masuk bersama Fenny dan Tiara.
Pintu ruang dokter terkunci rapat. Di depan pintu berdiri seorang pria yang memegang pisau.
Pria itu bernama Santo Wardaya. Matanya merah menyala, menatap pintu kantor dengan penuh amarah.
Dia berteriak dengan suara serak penuh kemarahan.
"Dokter bodoh! Wanita jalang! Bukankah kamu bilang bisa menyembuhkan ibuku? Apa yang terjadi sekarang! Beri tahu aku, apa yang terjadi!"
"Hidupku sudah nggak ada artinya! Kamu juga harus mati! Berengsek, keluar! Aku akan memenggalmu!"
Setiap beberapa kata, Santo akan menghantam pintu ruang dokter dengan keras dan pisau di tangannya terus diayunkan tanpa kendali.
Emosinya benar-benar tidak stabil.
Orang-orang di sekitarnya sama sekali tidak berani mendekat, bahkan polisi pun tidak berani bergerak sembarangan.
Ada pol

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda