Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 470

Dia berkata dengan suara yang berat, "Janio, sebaiknya kamu hilangkan pikiran kotormu. Jangan lupa kalau dia adalah adikmu!" Aura di sekujur tubuh Janio langsung meredup, ekspresi acuh tak acuh di wajahnya juga perlahan-lahan memudar. Saat suasana hampir memanas, pintu kamar pasien tiba-tiba terbuka. Thalia yang berdiri di dalam sedikit mengerutkan keningnya saat melihat Janio dan Zavier yang berada di luar. Setelah itu dia tertegun sejenak saat menatap teh susu di tangan Janio. "Maaf merepotkanmu beliin teh susu untukku lagi." Ekspresi dingin di wajah Janio perlahan-lahan menghilang, dia menyerahkan teh susu padanya. "Aku beli rasa yang kamu sukai." "Kenapa kamu nggak masuk ke dalam?" Thalia mengambil teh susu, lalu berbalik untuk berjalan ke dalam kamar pasien. Hanya saja pergelangan tangannya tiba-tiba ditahan oleh Zavier. Raut wajah pria itu terlihat sedikit kuyu, tapi tatapan matanya terlihat sangat dalam dan tidak bisa dipahami. Thalia menurunkan tatapan untuk melihat pergelangan

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.