Bab 61
Setelah ucapan itu, Zavier diam menatap Thalia.
Thalia masih belum paham.
Dia masih duduk di lantai dan mendongak untuk memandang Zavier.
Kerah pakaian rumahan Zavier agak terbuka, bekas merah di tulang selangkanya dapat terlihat jelas.
Bekas itu dibuat oleh Thalia tadi.
Sebenarnya sulit berkata siapa yang lebih tergila-gila pada siapa, tetapi Thalia tahu bekas luka di tubuh Zavier juga tidak kalah banyak.
Mereka berdua sama-sama pertama kali, sama-sama polos dan penuh nafsu.
Mereka hanya mengandalkan naluri saat melakukan itu.
Zavier saat itu, jauh dari kesan dingin dan angkuh yang selama ini terlihat dari luar.
Dia mendominasi, bahkan bisa dibilang sedikit gila.
Bisikan lembutnya di telinga Thalia tadi, mampu membuat wajah Thalia memerah dan jantungnya berdetak kencang setiap kali teringat.
Thalia menjawab pelan, "Aku nggak butuh apa-apa."
Dia memang tidak berharap apa-apa dari Zavier.
Zavier mengerutkan keningnya, matanya yang gelap penuh dengan perasaan yang sulit ditebak. Tidak ad

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda