Bab 11
Randi sudah mencari di setiap sudut tebing.
Randi mengabaikan kencangnya angin dan ombak besar untuk menaiki perahu. Semua dia lakukan demi mencari sampai ke bawah tebing dengan teliti.
Bahkan Randi rela terjun ke laut membawa peralatan selam untuk melakukan pencarian.
Tapi dia tetap tidak bisa menemukan jejak Alika sama sekali.
Randi pulang dalam keadaan hilang arah, raut wajahnya tampak sedih.
Padahal baru dua hari berlalu, tapi sosoknya seolah makin menua sepuluh tahun.
Fania segera menyambut kepulangan Randi, "Randi, aku tahu kamu mencemaskan Alika, tapi orang yang sudah tiada ... "
Belum sempat Fania menyelesaikan ucapannya, matanya sudah bertemu pandang dengan mata Randi. Tatapan pria itu dipenuhi dengan kebencian.
Seolah kalau Fania berani melanjutkan ucapannya, pria itu tidak akan segan menyiksanya.
Fania langsung terdiam membatu dan tidak berani bicara lagi. Dia hanya bisa menatap pria itu.
Tapi Randi hanya diam, sama seperti Fania yang masih berdiri di tempatnya tanpa kata.
P

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda