Bab 17
Alika sudah tinggal di pulau terpencil selama beberapa bulan. Selain kapal pengangkut suplai kebutuhan sehari-hari, nyaris tidak ada orang yang datang ke sini.
Hari-harinya hanya ditemani angin laut dan burung-burung yang kadang terbang melewati jendela.
Hidup sendirian ternyata sangat tenang. Awalnya, Alika masih sesekali memikirkan kejadian yang menimpanya di Keluarga Rusman. Tapi lama-kelamaan, semua ingatan itu memudar. Masa lalu yang pahit itu seolah terkubur begitu saja.
Semua hal yang berkaitan dengan Keluarga Rusman dan Randi hanya jadi masa lalu.
Alika menatap ponselnya, ada peringatan topan akan datang. Dia pun menutup pintu dan jendela, lalu duduk menunggu hingga cuaca kembali cerah.
Ternyata benar, hari cerah yang langka pun tiba.
Menatap birunya langit membuat Alika jadi ingin jalan-jalan.
Air laut di sini juga berwarna biru, sangat jernih. Melihat pemandangan di sini membuatnya merasa seperti berada di ujung dunia.
Tiba-tiba, ada sesuatu di kejauhan yang menarik perhatian

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda