Bab 158
Keduanya saling berhadapan dari jarak yang cukup dekat.
Wajah Sally tanpa ekspresi lalu segera berbalik untuk pergi.
Albert menarik napas dalam-dalam dan perlahan mengikutinya.
Sally pergi ke kamar mandi untuk mandi. Begitu tahu Albert sedang keluar, Sally tidak ingin pergi, jadi berendam di bak mandi lebih lama.
Setengah jam kemudian, Albert mengetuk pintu dengan tidak sabar.
Sally hampir tidak bisa menahan amarahnya.
Sally berdiri, mengeringkan badan dan membuka pintu kamar mandi. "Sebenarnya apa maumu?"
Setelah itu, Albert menyerbu masuk dan membanting pintu hingga tertutup.
Sally hampir secara naluriah mundur, tapi meraih pinggangnya dan menyeretnya langsung ke wastafel.
"Albert ...."
Sally mengangkat tangannya untuk menamparnya, tapi kakinya ditekan oleh Albert.
Mata Sally memerah, tapi hanya bisa menggertakkan giginya dalam diam. Saat meronta, lampu kamar mandi tiba-tiba mati.
Satu-satunya suara dalam kegelapan hanyalah suaranya saat menelan ludah.
Tubuhnya, yang sudah ditaklukka

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda