Bab 36 Keluarga yang Sebenarnya
Setelah membicarakan secara mendetail dengan pengacara soal gugatan cerai, aku tidak kembali ke kantor, melainkan mampir ke apartemen kecil tempat ibuku dulu tinggal.
Yessi sudah menyuruh orang membantuku membersihkannya, perabotan di apartemen itu sederhana, tidak jauh berbeda dari keadaan saat ibuku masih ada.
Hanya saja, goresan-goresan kuku yang jelas di kepala ranjang tetap mengingatkan diriku betapa sakitnya ibuku saat itu.
Membayangkan mungkin di masa depan aku juga akan sesakit itu, aku merasa sedikit sesak napas, lalu segera pergi meninggalkan apartemen.
Malam itu Yessi harus lembur, aku sendiri memasak mi instan, lalu tidur lebih awal.
Tak disangka, baru saja tertidur, aku menerima telepon dari Sedrick.
Aku langsung menutup teleponnya, lalu dia mengirimiku pesan melalui WhatsApp.
Namun, di WhatsApp hanya ada gambar Sedrick yang mabuk, suaranya adalah Tanto.
"Kakak Ipar, cepatlah datang jemput dia, dia benar-benar mau gila."
Kulihat Sedrick langsung merebut telepon, lalu memel

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda