Bab 59 Merendahkan
Saat merasakan cairan dingin mengalir ke pembuluh darah di tangan kananku dan mencium aroma desinfektan yang tidak asing, aku pun tahu kalau aku berada di rumah sakit.
Entah apakah kecemasan karena masalah Yessi membuat kondisiku semakin lemah, sering mimisan dan bahkan pingsan.
Pantas saja dokter bilang harus ada orang yang menemaniku. Tanpa Yessi, aku pasti sudah mati berkali-kali.
Aku membuka mata dan melihat Yessi tertidur di sampingku. Aku kesulitan mengambil air dan sebuah tangan langsung membuka tutup botol sebelum menyerahkannya padaku.
"Sudah bangun? Ada yang nggak nyaman?"
Tangan besar Suvian menyentuh dahiku dan telapak tangannya menghangatkanku, membuat rasa pusingku mereda.
Aku meneguk air dan akhirnya merasa lebih segar.
Yessi tiba-tiba mendongak dengan rambut acak-acakan. "Joselin, kenapa kamu pingsan lagi? Kenapa belakangan ini nggak makan teratur?"
Suaranya semakin serak seperti orang tua, jadi aku langsung menghentikannya.
"Sudahlah. Kalau terus bicara, nanti kamu har

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda