Bab 5 Sial
Dokter menatapku cukup lama, akhirnya menyerah dan mengeluarkan surat persetujuan operasi.
"Sudah yakin? Kalau terjadi sesuatu saat operasi, akan sulit ditangani."
"Dokter, aku percaya pada Anda, sungguh."
Aku mengambil kertas dan pena, lalu cepat-cepat menandatangani namaku.
Hidup dan matiku, tentu saja aku sendiri yang putuskan.
Dokter sepertinya masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba pintu kantornya terbuka.
Sekelompok orang menerobos masuk sambil berteriak-teriak. Entah siapa yang mendorongku dengan keras, aku kehilangan keseimbangan dan kepalaku membentur sudut meja.
Pandanganku menjadi gelap, dan ada cairan hangat mengalir dari dahiku, menutupi sudut mataku.
Ruangan menjadi kacau, semua orang berteriak dengan keras.
"Apa-apaan Pak Direktur? Sudah keluarkan uang sebanyak itu, tapi masih harus ada operasi kedua?"
"Kalian ini penipu! Katanya dulu tumornya sudah diangkat, kenapa bisa kambuh lagi?"
"Dokter penipu! Demi uang sampai tak punya hati nurani! Lihat saja, akan kubi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda