Bab 98 Siapakah Kamu
Akhirnya sampai di rumah pedesaan. Mereka ramah dan lantai dua yang kecil terasa nyaman, tapi aku sedang sakit.
Aku sudah lemas, setelah berhari-hari bepergian, demamku tidak kunjung turun. Aku juga merasa agak bingung.
Liora yang menjawab telepon Sedrick. Aku tidak tahu apa yang Sedrick katakan, tapi aku tahu bahwa Sedrick sedang khawatir.
Dua hari kemudian, hujan berhenti, tapi demamku masih berlanjut. Suvian langsung membawaku ke traktor.
"Kamu harus pergi ke rumah sakit untuk disuntik, kalau nggak akan semakin parah."
Suvian meminjam jaket tebal dari penduduk desa, membungkusku dengan jaket itu lalu memelukku erat.
Setelah melihat wajahnya, aku tiba-tiba teringat Sedrick.
Saat tahun ketiga semasa kuliah, aku begadang semalaman selama tiga hari berturut-turut untuk menulis skripsi dan akhirnya tidak sanggup lagi lalu pingsan.
Samar-samar aku melihatnya menggendongku untuk bergegas ke ruang perawatan.
Saat itu, aku seperti melihat wajah cemas Sedrick lagi.
Aku mengulurkan tangan, men

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda