Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 14

Berbaring di kursi belakang, Hanna mengirim pesan singkat kepada Mario, lalu memejamkan mata karena lelah. Tapi baru saja ia terlelap, terdengar suara rem mobil yang tajam. Hanna segera membuka mata, dan melihat sopir itu menatapnya dengan senyum seram, hendak melilit lehernya dengan tali. "Nona Hanna, jangan salahkan Pak Edward yang bersikap keras. Orang tuamu meninggalkan 30% saham untukmu. Selama kamu masih hidup, Pak Edward nggak bisa menguasainya. Waktu itu Pak Edward memang benar-benar lihai. Dengan sedikit kemurahan dan perhatian keluarga, kamu sudah tersentuh dan dengan patuh mengikuti kami. Sungguh bodoh." "Dulu, Pak Stanley terlalu menyukaimu, jadi dia nggak berani bertindak. Tapi siapa suruh kamu membuat Pak Yohan juga pergi ke luar negeri? Sekarang bahkan Pak Stanley pun nggak menginginkanmu lagi. Jadi, ikuti saja. Lebih baik kamu mati dan tinggalkan apa pun yang masih bisa kami manfaatkan. Tali itu makin lama makin kuat menjerat, sementara sopir itu tertawa liar. "Kalau kamu mati, para pekerja juga akan 'dibereskan', dan harta warisan akan dipindahkan tanpa hambatan sedikit pun, hahah ... hahahaha ... " Ingatan menyakitkan dari malam itu kembali menerjang, memicu naluri bertahan hidupnya. Mengandalkan ingatan otot, Hanna refleks mengangkat kaki dan menendang bagian vital sopir itu. Terdengar jeritan melengking, dan talinya langsung mengendur. Hanna menghantam pelipis sopir itu dengan satu pukulan keras. "Buk!" Tubuh laki-laki itu langsung ambruk, lemas tak berdaya. Nyeri di perut bagian bawah yang sudah terasa sejak malam sebelumnya mendadak memburuk karena perlawanan tadi. Hanna tersandung keluar dari mobil, hampir saja dia jatuh sambil berlutut. Dengan tangan bergetar, dia menekan nomor Mario. "Wah, Nona Hanna, terima kasih sudah menyempatkan menelepon saya di tengah kesibukan. Ada apa ya?" Suara Mario terdengar menusuk di tengah musik yang bising. "Tolong aku ... tolong aku!" Suaranya melengking dan rapuh. Hanna berlutut di tanah, sementara darah mengalir hangat dari bagian dalam pahanya. Nada suara Mario langsung berubah tegang. Dia menyingkirkan wanita berpakaian putih yang sedang menempel padanya, mengambil jaket, dan bergegas pergi. "Di mana kamu? Kirim lokasinya!" Hanna begitu kesakitan sampai tak bisa menggenggam ponsel. Dia merasa seakan mendengar bayi dalam kandungannya menangis lirih, seperti memohon ibunya untuk menyelamatkannya. "Dia ada di sini. Kita bertemu di rumahku." Penglihatannya menghitam. Sosok yang tak disangkanya muncul, berlutut di sampingnya dan mengambil ponsel itu untuk berbicara dengan Mario. "Jer ... Jerry?" Jerry mematikan telepon dan cepat-cepat menggendong Hanna. "Nona Hanna, bukannya aku ingin menyelamatkanmu. Tapi ada seseorang yang menyuruhku." Kesadaran Hanna makin menipis, tapi dia masih bisa mendengar dengan jelas kata-katanya. "Laki-laki itu, yang sudah tiga tahun pergi ke luar negeri, Yohan." "Ada apa?" Anggur manis mengalir dari bibir Stanley ke bibir Sheila. Dia menunduk hendak mencium kekasihnya yang semanis gula itu, tapi ponselnya berdering kembali. Dengan kesal, dia mengangkatnya. Dari seberang, pembantu di rumah berteriak cemas, "Pak Stanley, Bu Hanna telah dibawa pergi!" Dia mematikan ponsel itu dan melemparkannya ke bawah meja tanpa ampun. Dalam keadaan mabuk dan matanya setengah redup, cahaya lampu menyorot wajah Sheila, menciptakan suasana yang sangat menggoda. "Ada apa, Kak Stanley?" Stanley menunduk dan menciuminya dengan buas. "Nggak penting." Dia tahu betul betapa besar cinta Hanna padanya. Dia paling hanya ngambek sebentar dan akan kembali. Tanpa Stanley, Hanna tidak akan bisa hidup. Saat pulang dengan tubuh penuh bau alkohol, Stanley langsung merasakan rumah itu begitu sunyi. Seluruh vila gelap gulita kecuali lampu di lantai satu. Hangatnya cahaya justru membuat tulangnya terasa dingin. Sheila memeluk lengan Stanley, tubuhnya goyah dan menempel manja pada pria itu. Stanley duduk, dan para pelayan segera menyuguhkan dua mangkuk teh penawar alkohol.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.