Bab 28
"Apa yang kamu pikirkan itu nggak ada hubungannya denganku. Itu juga nggak membuatku merasa rendah diri atau merasa ada perbedaan di antara kita."
"Tapi kalau kamu ngotot mau menyebutnya perbedaan, ya sudah, aku juga mengakui kalau kita memang berbeda." Seno menggelengkan kepala dengan pasrah.
"Tapi aku tetap nggak paham apa maumu. Kamu mau aku berhenti mengejarmu, atau membuatku putus asa dan memohon padamu agar jangan meninggalkanku?"
Seno menyipitkan matanya.
"Atau kamu mau menunjukkan betapa hebatnya kamu sekarang dan aku harusnya jangan bercerai begitu saja, harusnya merendah dan memohon agar jangan ditinggalkan?"
"Tapi jujur saja, aku nggak pernah mengejar-ngejar kamu. Malah kamu yang terus mengejar-ngejar aku."
Mendengar kata-kata itu, ekspresi Vivian berubah seketika. Dia mengepalkan tinjunya, seolah semua rahasianya telah terbongkar.
"Seno, bicara apa kamu ini? Jangan sembarangan!"
Vivian berteriak tanpa memikirkan image, tapi sekejap kemudian menahan diri.
Mungkin dia menyada

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda