Bab 18
"Selly, alangkah bagusnya kalau kamu tetap sepatuh sebelum menikah."
Senyumnya di wajahnya menghilang, lalu mendorongku dengan keras.
Aku berada cukup dekat dengan bibir jurang. Aku nekat mengerahkan seluruh tenaga ke samping.
Tapi sebelum Daniel terjatuh, dia malah menarik lenganku.
Separuh tubuhku sudah menggantung di udara.
"Kenapa kamu nggak menurut? Kenapa kamu mengelak!"
Dia berteriak penuh kebencian, genggamannya membuat lenganku sakit seperti tercabik.
"Kalau aku nggak mengelak, apa aku harus menunggumu mendorongku sampai mati?"
Dia menyeringai, tapi ketakutan membuat ekspresinya berubah menjadi menyeramkan.
"Tapi sekarang kamu harus mati bersamaku!"
Suaranya bergetar, namun aku justru tertawa.
"Maaf, sepertinya kamu harus mati sendirian."
Seseorang menarik tubuhku dari belakang. Tanganku yang kosong merenggangkan jarinya dengan keras.
Mata Daniel melebar, air matanya keluar.
Ketakutan akan kematian membuatnya kehilangan harga diri.
Dia mulai memohon padaku seperti orang gila,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda