Bab 130
"Kalau begitu, terima kasih ya, Pak Riko!"
"Tak perlu terima kasih."
Riko menarik kembali tangannya, duduk di sampingku. Begitu hendak menanyakan sesuatu, tiba-tiba Elmira batuk sekali, Riko segera menoleh dengan penuh perhatian.
Aku mengambil tisu dan menyodorkannya pada Elmira. "Nona Elmira sedang masuk angin, ya? Akhir-akhir ini cuaca makin dingin, jagalah agar badan tetap hangat, kalau nggak, Pak Riko pasti akan khawatir."
Begitu ucapanku keluar, ekspresi Riko sedikit berubah. Dia hanya dengan tenang bertukar tatapan sekejap dengan Elmira, lalu kembali menatapku. "Kirana, kamu ini ...."
"Bukankah begitu? Nona Elmira adalah adik perempuan istrimu. Sekarang istrimu sudah meninggal, dia juga bisa dibilang peninggalan istrimu, apa kamu nggak peduli padanya?"
Keduanya terdiam.
Riko tercekat.
Saat mendengar aku menyebut dirinya peninggalan, ekspresi wajah Elmira berubah ingin bicara, tapi dihentikan hanya dengan sebuah tatapan dari Riko.
Dia hanya tertawa kecil, tidak mengatakan apa-apa.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda