Bab 198
Setelah mengingat-ingat, aku menerangkan, "Di pesta ini, nggak ada orang yang membantuku. Aku dibawa orang itu ke area istirahat. Saat itu, aku memegang pecahan gelas. Saat dia menyeretku, aku mengayunkan pecahan gelas itu dengan putus asa dan melukai lehernya. Lalu, aku menggigit lengannya, mengambil kesempatan untuk melarikan diri dan mendobrak pintu ruang istirahat hingga terbuka. Setelah meminta tolong pada orang itu, dia meminjamkan ponselnya padaku untuk menelepon pamanku. Setelah memahami situasiku, Paman langsung mengirim dokter ke sini."
"Siapa yang membantumu ...."
"Dia bilang namanya Dion."
"Apa kalian kenal sebelumnya?"
Aku menggelengkan kepala. "Nggak kenal."
"Apa ada yang ingin kamu tambahkan?"
Aku berpikir sejenak, lalu berujar, "Orang itu bilang dia manajer di Grup Gemilang. Aku barusan dengar dia sudah dirawat di rumah sakit. Apa lukanya parah? Kalau begitu, apakah perbuatanku termasuk pembelaan diri?"
Aku berpura-pura panik. Namun, sebenarnya, kata-kata ini sudah kupe

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda