Bab 31
Aku berbalik dengan perasaan bingung.
Riko tiba-tiba berdiri.
"Lebih baik kamu mati saja. Jangan pernah kembali!"
Setelah melampiaskan amarahnya, Riko kembali ke kamarnya. Aku berdiri di ruang tamu sambil menatap tempat Riko duduk. Keraguan di hatiku perlahan sirna. Mungkin aku terlalu memikirkannya. Bagaimana mungkin Riko bisa peduli padaku?
Bahkan setelah meninggal, aku masih saja berkhayal.
Aku menggelengkan kepala sambil berkata dalam hati.
"Kamu! Bahkan setelah mati, sifat keras kepala masih saja nggak hilang."
Kenapa masih memikirkan rasa cinta itu.
Yang seharusnya harus dipikirkan sekarang adalah polisi bisa menemukan jasadku sesegera mungkin, menyelesaikan kasusnya dan membawa pembunuhnya ke pengadilan.
Jika itu yang terjadi, aku seharusnya bisa meninggalkan dunia ini dengan damai.
Di kehidupan selanjutnya, aku tidak akan kembali ke dunia manusia lagi.
Yang masih aku khawatirkan adalah Nenek Fia dan Dion bisa hidup dengan baik serta tidak terlalu bersedih atas kematianku.
Aku t

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda