Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 71

Entah apakah Dion mendengarku atau hanya bermimpi, aku tetap terus mengulang-ulang pesan yang bisa kusampaikan padanya dengan penuh kesabaran. Sampai Dion tiba-tiba membuka mata, aku tanpa sadar mundur selangkah. Tidak lama kemudian, sorot mata pria itu melembut. Dia mengusap alis dan mengembuskan napas lelah. Sepertinya tidur ini tidak hanya gagal membiarkannya istirahat, malah membuatnya semakin lelah. Kemudian, Dion melihat cangkir di meja samping kasur dengan wajah gelisah sebelum mengangkat selimut dan bangun. Kini Dion hanya mengenakan pakaian kasual dan berjalan di atas karpet tanpa alas kaki. Dia menenangkan diri sejenak sebelum memakai sepatu dan keluar. "Pak, sudah bangun?" Dion duduk di sofa dan menjawab dengan santai, "Tolong ambilkan pena dan kertas." Pelayan itu segera pergi mengambilkan kertas serta pena. Aku berdiri di sebelah Dion dan melihatnya menuliskan nomor yang kusebutkan di kertas itu. Aku begitu gembira bukan kepalang dan menoleh ke arah Dion. "Dion, kamu ingat

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.