Bab 85
Hatiku terasa sesak saat mendengar Nenek Fia menyebut anak itu seolah ada tangan besar yang mencengkeramnya erat-erat, rasa sakit itu membuatku tercekik.
Jiwa juga bisa merasakan sakit, jenis rasa sakit yang seolah menghancurkannya.
Belakangan ini kekecewaan yang berkepanjangan terhadap keluargaku membuatku mati rasa. Melihat betapa mereka tidak peduli padaku, hatiku perlahan menjadi dingin dan aku bahkan mulai lupa untuk apa aku kembali ke rumah ini.
Aku pernah memikirkannya dengan baik dan menyadari kalau aku tidak lagi bisa mengingat emosi yang kurasakan saat pulang. Kemudian, hari demi hari, tahun demi tahun, aku mulai semakin jarang berbicara. Meskipun rasanya aku tidak pernah melewatkan apa pun di masa lalu, ingatan itu selalu kabur.
Dion, Miko dan Jerry.
Mereka bilang aku lupa sesuatu, apa aku benar-benar lupa? Apa aku juga melupakan mereka?
Jadi, seperti apa sebenarnya diriku yang terlupakan itu di mata mereka?
Aku tidak bisa menemukan jawabannya.
Jiwaku meringkuk di sudut, mem

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda