Bab 94
Aku menatap langit-langit di atas kepala. Sebelum sempat memikirkan apa yang terjadi, kudengar suara pintu terbuka dan suara obrolan.
"Ini semua salah gadis sialan itu, beraninya dia mencoba bunuh diri di saat genting seperti ini. Untung saja kita pulang lebih awal. Kalau nggak, dia pasti sudah mati di rumah. Sial sekali."
Itu suara sinis seorang wanita.
Apakah orang malang yang dia bicarakan itu adalah aku?
Aku tanpa sadar memejamkan mata dan mendengar langkah kaki mendekat. Seseorang membungkuk untuk memeriksaku, menciptakan sebuah bayangan besar. Itu adalah seorang pria dan dia berbicara di samping kasurku.
"Masalah sudah begini, jadi jangan bicara seperti itu. Kali ini awasi gadis ini baik-baik. Untung saja sekarang wajahnya cuma pucat tanpa ada luka. Wajah yang terluka nggak akan berguna lagi! Dokter baru saja bilang dia sudah melewati masa kritis dan bisa bangun kapan saja, nanti bicaralah baik-baik. Mana mungkin kita akan menyakitinya?"
"Oh, kamu menyuruhku bicara pada gadis ini

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda