Bab 22
Begitu kemeja Eric terlepas, Riska sudah tidak bisa lagi menahan gejolak hatinya ....
Dia mengalungkan tangannya ke leher Eric, hendak mencium pria itu.
Tapi tepat pada saat ini ... Eric mendadak menegakkan tubuhnya, lalu menurunkan tangan Riska dari lehernya.
"Eric?" Riska memandangnya dengan kaget.
Dia sama sekali tidak mengerti kenapa Eric bereaksi sebesar itu.
Eric kembali mengangkat Riska dalam gendongannya, dalam beberapa langkah saja dia sudah memindahkannya kembali ke kursi roda, lalu mendorongnya keluar.
Riska panik seketika. "Eric, apa yang kamu lakukan?"
Baru setelah mendorong Riska keluar kamar, Eric berkata dengan suara serak, "Pergilah, Riska."
Selesai berkata begitu, tanpa memberi kesempatan Riska bicara, dia menutup pintu.
Dia bersandar di daun pintu, Eric menarik napas dalam-dalam.
Barusan, saat Riska menyentuh tubuhnya dan mendekat, dia malah merasa tidak nyaman.
Detik itu! Seluruh sel tubuhnya seperti berteriak menolak.
Makanya ... dia mendorong Riska pergi!
Saat itu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda