Bab 29
Wajah Kevin menegang, lalu berpikir sejenak. Pada akhirnya tidak mengatakan apa pun. Dia membalikkan badan, lalu jongkok di depan Sania. "Naiklah."
"Bagus itu." Setelah mengatakan itu, Nana membantu Sania berdiri. "Ayo, naik."
Sania tidak mau sok kuat dan naik ke punggung Kevin.
Setelah mengantar mereka ke mobil, Nana pun pergi.
Dalam perjalanan pulang, Kevin tampak terpikir sesuatu dan berkata dengan nada sedikit sombong, "Sania, aku kasih tahu ya, jangan pikir hanya karena kamu menolongku tadi, aku akan mengakuimu."
"Di hati aku, satu-satunya calon kakak iparku tetaplah Kak Riska!"
Mendengar itu, Sania diam-diam menggertakkan gigi.
Mulutnya begitu kasar, pantas dipukul!
Saat memikirkan itu, Sania mendengus. "Walaupun itu orang asing, aku tetap akan membantunya."
Lalu dia melirik Kevin dengan tatapan jijik. "Tapi ... kalau aku tahu kalau orang yang dipukul itu kamu, aku pasti akan langsung pergi!"
"Kamu!" Kevin tersedak, lalu berkata dengan nada sinis, "Kalau begitu, aku juga nggak pe

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda