Bab 44
Ketika mendengar ini, langkah Sania terhenti lagi.
Sania langsung berkata tanpa menoleh, "Nggak, Ayah masih ada urusan denganku." Setelah berkata demikian, Sania melanjutkan langkahnya naik ke lantai dua.
Ini membuat Siska merasa sangat marah.
"Anak durhaka! Lihat saja nanti saat dia turun, aku akan memberinya pelajaran!" ujar Siska penuh amarah sambil menggertakkan gigi.
Luna menepuk punggung Siska pelan, lalu berusaha menenangkannya, "Jangan marah, Bu. Mungkin saja Ayah benar-benar ada urusan mendesak dengan Sania! Nanti setelah selesai berbicara dengan Ayah, Sania pasti akan turun menemuimu."
Wajah Siska masih terlihat muram.
Di lantai atas, Sania langsung pergi ke ruang kerja untuk mencari Diego.
Sania mengetuk pintu dua kali, lalu pintu pun segera terbuka.
"Sania, kamu sudah datang! Ayo cepat masuk." Diego tersenyum sambil menyambut Sania masuk.
Mereka berdua duduk di sofa.
Setelah itu, Diego langsung bertanya, "Sania, Ayah ingin bertanya, apa maksud dari unggahan yang sedang rama

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda