Bab 452
Lorenzo menggerakkan tangannya ke leher Valencia yang ramping dan putih.
Pria itu menunduk untuk menatap Valencia. Keduanya berjarak sangat dekat dan napas mereka saling berpaut. Suara Lorenzo terdengar serak. "Jangan apa?"
"Jangan tanya hal yang jelas-jelas sudah kamu ketahui jawabannya," bisik Valencia.
Lorenzo mengangkat dagu Valencia sedikit dan memaksa Valencia menatap matanya yang dalam.
"Aku mau dengar kamu mengatakannya."
Mata Lorenzo yang mendalam bak lautan itu seolah-olah ingin menyedotnya.
Valencia menggigit bibirnya. "Kamu nggak perlu khawatir aku jatuh cinta sama orang lain."
Lorenzo terkekeh. Tatapannya yang biasanya dingin kini dipenuhi dengan kelembutan.
Dia bertanya, "Kalau begitu, kamu bisa khawatir aku akan jatuh cinta sama orang lain?"
Valencia pernah khawatir, yaitu pada saat Anita baru kembali ke Verdante.
Valencia menggeleng dan berbohong, "Nggak."
Jari-jari Lorenzo yang tegas menekan wajah Valencia dengan lembut sehingga kedua pipinya membentuk cekungan.
"Aku n

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda