Bab 454
Sudut mata Lorenzo masih mengandung senyuman. Suara rendahnya yang merdu terdengar dari atas Valencia. "Kenapa nggak lanjut lagi?"
"Kamu nggak pengen berciuman," jawab Valencia dengan nada dingin.
Setelah memikirkan bagaimana dia membiarkan Lorenzo bersembunyi di kamar, itu memang terasa tidak adil. Jadi, Valencia memutuskan untuk bersikap lebih aktif untuk menyenangkannya. Namun, setelah dia mencium Lorenzo, Lorenzo malah tidak merespons.
Berhubung Lorenzo tidak merespons, tidak ada gunanya dia lanjut mencium Lorenzo.
Lorenzo mengangkat alisnya. "Memangnya aku ada bilang nggak mau menciummu?"
Valencia mengembungkan pipinya dan berkata dengan marah, "Jadi, kenapa kamu sama sekali nggak bereaksi dan nggak balas ciumanku?"
Lorenzo tertawa rendah. "Jarang-jarang Valen berinisiatif menciumku. Aku lagi menikmatinya."
Valencia mendengus dingin, lalu memalingkan wajahnya dan tidak menanggapi Lorenzo.
Lorenzo pun tertawa. "Marah, ya?"
Valencia masih menunduk dan tidak berbicara.
Amarahnya terl

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda