Bab 8
Saat kami tiba, kami sempat melihat seorang pria yang buru-buru melarikan diri.
Melihat wajah sampingnya, aku menyadari bahwa pria itu ternyata adalah Felix.
Tiba-tiba, aku teringat setiap peringatan kematian ibuku di masa lalu. Dia selalu menemaniku berziarah.
Hanya saja, sejak dia berhubungan dengan Yuanda. Dia tidak pernah menemaniku datang ke sini.
Aku dengar setelah perusahaannya diambil alih, Felix diusir dari Keluarga Cendana.
Beberapa hari lalu, dia sempat ingin menemuiku. Namun, aku selalu menghalanginya di depan pintu.
Setelah itu, aku tidak pernah melihatnya lagi. Aku tidak menyangka, di hari peringatan kematian ibuku, dia justru datang membawa bunga.
Aku menatap buket bunga lily segar di tanah, lalu menyapunya dengan tenang. Kemudian, aku menaruh bunga baruku di atas makam.
Orang kotor seperti Felix tidak pantas mengotori makam ibuku.
Menatap wanita lembut di foto itu, air mataku tidak bisa tertahan hingga mengalir keluar.
Aku berjongkok, lalu memeluk erat nisan ibuku. Aku

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda