Bab 32
Devan berdiri di sampingku, memelukku erat. "Tante, jangan khawatir. Serahkan Lia padaku. Mulai sekarang, aku nggak akan membiarkan Lia menderita sedikit pun."
Ibu terlihat sangat puas dengan Devan. Saat pergi, dia berulang kali menekankan agar Devan tidak membiarkanku menderita.
Ibu juga mengatakan bahwa aku bisa datang ke Kota Sawarna kapan saja. Di sana adalah rumahku juga.
Setelah mengantar ibuku melewati pemeriksaan keamanan, aku dan Devan keluar dari stasiun.
Saat aku merasakan sinar matahari menyinari tubuhku dan angin sepoi-sepoi meniup lembut rambutku, pandanganku menangkap langit biru dengan awan putih, pepohonan hijau dan bunga-bunga merah, kendaraan yang lalu-lalang, serta keramaian orang-orang. Semua itu membuatku merasakan kehidupan yang penuh semangat dan energi.
Kepergian Ayah tentu membuatku sangat sedih, tapi aku yakin dia tidak ingin hari-hariku selamanya dipenuhi oleh kesedihan.
Dia memintaku untuk memaafkan ibuku, dan penyesalan terakhirnya sebelum meninggal juga h

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda