Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1

Ini sudah ketiga kalinya dalam bulan ini aku melihat adik tiriku duduk di pangkuan tunanganku. Pintu kantor tidak tertutup rapat, tawa manis Naclea Viskar terdengar jelas dari dalam. "Kak Rivano, teman sekamarku selalu mengajak pacarnya ke mana-mana. Kakak juga ikut denganku ya?" Rivano menyahut dengan kesal. "Memangnya aku ini pacarmu sampai harus ikut?" "Lagian, aku sibuk sekali di sini. Mana ada waktu untuk liburan?" Naclea menjawab dengan malu-malu, "Tapi, kita kan mau ke Malde. Bukannya Kakak selalu ingin melihatku pakai bikini?" Suara Rivano terdengar penuh candaan dan terkesan menjurus. "Yang ingin kulihat bukan cuma bikini." Sesaat kemudian, suara di dalam kantor mulai terdengar tidak biasa. Aku masuk dengan mendorong pintu tepat saat mereka berdua sedang sibuk bercumbu. Rivano yang sedang menikmati dengan mata terpejam pun sontak mendorong Naclea yang berbaring di atas tubuhnya, lalu menatapku dengan gugup. "Milea, jangan salah paham." Aku balas menatap dengan ekspresi datar. Salah paham apa? Kerah baju Rivano berantakan, celananya menggembung dan ada bekas lipstik di bibirnya. Mau salah paham apa lagi dengan wujud seperti itu? Terutama karena ada Naclea yang tergeletak di atas lantai dengan pakaian yang juga berantakan. Dia menghindari tatapanku, penampilannya terlihat lemah dan tidak berdaya. "Kakak kok ke sini?" Kenapa aku ke sini? Karena aku selalu menghadiri rapat mingguan perusahaan setiap hari Senin. Bukannya Naclea yang sengaja menemui Rivano saat aku ada di perusahaan? Dia malah menantangku sambil tetap berpura-pura tidak bersalah. Rivano mengusir Naclea yang pakaiannya berantakan, lalu berjalan menghampiri dan memelukku dengan ekspresi sangat menyesal. "Maaf, Milea, aku nggak bisa menahan diri." "Tapi, aku cuma khilaf sekali ini. Itu juga karena adikmu terus merayuku. Dia mirip sekali denganmu. Kamu sendiri nggak mau kusentuh, jadi aku cuma ingin mencoba." "Jangan khawatir, dia cuma pengganti. Aku cuma bermain-main dengannya ... " Sebelum Rivano selesai berbicara, aku menamparnya. Kata-katanya tidak hanya menghina Naclea, tetapi juga aku. Tamparanku membuat kepala Rivano tertempeleng. Dia menjilat giginya, lalu tersenyum dengan dingin. "Milea, kamu makin keterlaluan, ya?" "Aku sudah minta maaf, kamu masih mau apa lagi?" Aku berkata, "Mahasiswa yang jadi selingkuhanmu tahun lalu, perempuan bayaran yang kamu bawa ke apartemen enam bulan lalu, kamu pikir aku nggak tahu soal itu?" Setelah aibnya terungkap, Rivano justru bersikap lebih santai. Dia bersandar di sofa dan mengejek. "Kalau kamu sudah tahu, aku juga nggak perlu berpura-pura lagi." "Pria sukses itu menghadapi banyak godaan. Aku bisa jamin nggak akan seperti ayahmu yang punya anak haram. Itu sudah bukti cintaku padamu, Milea." "Atau kamu bisa turunkan sedikit gengsimu. Kita toh akan menikah juga pada akhirnya. Seandainya kamu sedari dulu mau memuaskanku, aku mungkin nggak akan mencari wanita lain." Aku menampar pipi Rivano yang satu lagi. Setelah dua tamparan itu, hubungan kami benar-benar hancur.
Bab Sebelumnya
1/12Bab selanjutnya

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.