Bab 10
Langit malam ini dipenuhi awan gelap. Lapisan awan tebal menutupi sisa cahaya bulan terakhir, hanya tinggal kegelapan yang suram di dunia.
Lampu redup di lorong rumah sakit jatuh ke lantai, memantulkan cahaya pucat yang dingin.
Dinding putih, ubin putih, lampu pijar putih, sejauh mata memandang hanya putih yang membuat tubuh terasa membeku.
Hanya tulisan merah menyala "Dalam Penyelamatan" di pintu ruang operasi, tampak menakutkan dan menyilaukan.
Justin meringkuk di sudut sambil menangis pilu sambil menutup telinga rapat-rapat. Dia tidak mau mendengar suara di sekeliling.
Dia tidak mau dengar, juga takut mendengarnya.
Takut mendengar dari mulut dokter kata-kata yang akan membuatnya jatuh ke dalam keputusasaan.
Sejak kecelakaan lima tahun lalu, rumah sakit menjadi simpul trauma di hatinya, juga menjadi tempat yang paling dia takuti.
Bahkan saat demam 40 derajat, sampai kesadarannya mengabur, dia tetap memilih minum obat dan menahannya.
Dia menutup mata, tubuhnya jatuh lemas di lantai. I

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda