Bab 17 Alasan Menyukainya
Di dalam restoran, Elbert melihat Angel meletakkan ponselnya, lalu berkata, "Jangan salahkan Cindy. Awalnya dia juga nggak setuju, tapi akulah yang mengancamnya."
Angel menatapnya.
Pria itu berkata, "Kalau aku bisa berhasil mengejarmu, hal pertama yang kulakukan adalah bujuk kamu untuk putus hubungan dengannya."
Angel berkata dengan datar. "Meskipun Rumah Sakit Siloma nggak melarang hubungan asmara di dalam rumah sakit, menjalin hubungan antara atasan dan bawahan di dalam departemen yang sama adalah sebuah hal yang tabu. Pak Elbert nggak akan dapat masalah apa pun berdasarkan latar belakangmu, tapi aku nggak tahan kalau orang lain membicarakanku."
Elbert berkata, "Kalau kamu takut dengan hal ini, kita bisa publikasikan hubungan kita setelah kamu jadi kepala perawat."
Angel menahan diri untuk mengerutkan keningnya. "Nggak masalah kalau kamu suka bermain, tapi kamu harus bisa membedakan situasi dan kondisi yang tepat."
Elbert bisa memahami maksudnya dan berkata, "Aku juga nggak mau kasih tahu siapa pun tanpa izinmu, terutama kamu juga mengabaikanku secara pribadi."
Angel langsung kesal setelah mendengar ucapannya. "Kenapa aku harus memedulikanmu?"
Dia merendahkan nada bicaranya. "Apakah kamu nggak tahu apa itu arti hubungan satu malam? Kamu bisa langsung pulang ke rumah begitu pakai celana. Dengan kualifikasimu, kamu bisa dapat wanita mana pun yang kamu mau. Kenapa kamu bersikeras mempermainkanku?"
Elbert meletakkan kedua tangan di tepi meja, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan dan merendahkan suaranya. "Kakak, kamulah yang pertama kali memprovokasiku dan pura-pura nggak mengenalku. Jelas-jelas aku pernah membantumu, tapi sekarang kamu malah mengabaikanku. Bukankah kamu yang mempermainkanku?"
Wajah pria ini benar-benar sangat tampan. Pria itu menatap Angel dengan kedua bola mata hitamnya, nada bicaranya juga terdengar manja dan seperti sedang mengeluh.
Angel tertegun sejenak, dia hampir tenggelam ke dalam bola mata pria ini.
Dia segera mengalihkan pandangannya, lalu berkata dengan tenang, "Aku nggak minta kamu bantu aku."
Angel sengaja berkata seperti ini dan mengira pria itu akan marah. Siapa sangka pria itu tetap berkata dengan tenang, "Benar juga, aku sendiri yang nggak bisa menahan diriku."
Dia merasa sedikit bersalah saat melihat Elbert mengakui hal ini dengan mudah.
Angel berkata, "Kamu boleh bermain dengan siapa pun yang kau mau, tapi aku nggak bisa menemanimu lagi. Orang biasa nggak bisa dibandingkan dengan orang jenius. Butuh lebih dari belasan tahun bagiku untuk sampai ke titik ini, aku nggak sanggup bermain denganmu."
Pria itu berkata, "Kamu takut aku cuma sedang main-main denganmu?"
Angel berkata, "Kenapa kamu nggak tanya aku? Mungkin aku memang nggak tertarik denganmu."
Pria itu tersenyum tipis. "Aku nggak perlu bicara dengan sungkan di depanmu, 'kan?"
Angel mengerutkan bibirnya. Tapi dia mau tidak mau harus mengakui jika pria ini memang sangat percaya diri.
Pria itu mengganti topik pembicaraan. "Kamu nggak mau berkencan denganku karena takut hubungan kita nggak akan bertahan lama kalau dipublikasikan. Pada saat itu kamu malah akan terjebak dalam situasi yang sulit dan jadi bahan tertawaan."
Angel tidak menyangkal hal ini.
Pria itu berkata, "Kekhawatiranmu sangat masuk akal. Kalau aku bilang aku akan terus bersamamu selamanya, jangankan kamu, aku bahkan merasa hal ini sama sekali nggak realistis. Tapi mempublikasikan suatu hubungan adalah rasa hormat mendasar seorang pria. Kita nggak lagi berselingkuh, jadi atas dasar apa aku harus minta kamu merahasiakan hubungan kita?"
Angel berusaha tetap bersikap dengan tenang karena pria itu berhasil menebak pikirannya.
Elbert berkata, "Mempublikasikan hubungan kita adalah sikapku. Tapi kalau kamu mengkhawatirkan hal ini, aku bisa nggak mempublikasikannya."
Angel menatap pria itu. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan?"
Pria itu balas menatapnya. "Menurutmu apa yang kuinginkan?"
Angel benar-benar tidak mengetahui isi pikiran pria ini.
Pria ini jauh lebih unggul darinya dalam segala hal. Jika Elbert sama seperti Mark yang sejak awal ingin menyembunyikan hubungan ini, maka Angel pasti akan langsung mengetahui apa yang sedang direncanakan olehnya.
Hanya saja, pria ini memang ingin mempublikasikan hubungan mereka sejak awal.
Angel berkata sambil mengerutkan keningnya, "Jangan-jangan kamu mau aku kehilangan pekerjaanku?"
Pria itu langsung tertawa. "Kakak, nggak ada dendam apa pun di antara kita. Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?"
Angel berkata, "Kalau begitu aku sama sekali nggak tahu apa yang kamu inginkan."
Elbert berkata, "Apakah aku boleh bicara dengan jujur?"
"Boleh."
Pria itu berkata, "Aku suka melakukannya denganmu."