Bab 1 Dikira Adalah Pacarnya
Ingin mengeluarkan seseorang dari hati sangatlah mudah, kalau tidak bisa melakukannya, janganlah jadi orang yang dibenci itu.
Angel sudah diam-diam suka Mark selama sepuluh tahun, tapi Angel tidak pernah berpikir mau mendapatkannya dengan cara mudah, malah Mark yang mabuk menarik tangannya dan berkata dirinya tidak ada pacar dan bersikeras mau ikut Angel.
Malam itu, Mark bukan berhubungan intim dalam kondisi mabuk karena mereka berdua jurusan kedokteran dan tahu kalau seseorang dalam kondisi mabuk parah tidak mungkin bisa melakukan hal itu.
Dilihat dari semua gerakan hubungan intim Mark, bisa dipastikan dia minum bir hanya untuk menambah sensasi.
Tebakan Angel benar, hari kedua Mark tidak menyangkal hal itu, dia berkata, "Kalau begitu, kita coba bersama."
Angel akui kalau dirinya memang suka lama ingin bersama, jadi dia tidak lagi bersikap malu-malu, melainkan menganggukkan kepalanya.
Tak disangka, Mark masih ada satu persyaratan.
"Aku baru saja diangkat menjadi wali kepala, kamu juga bersiap diangkat jadi kepala perawat, sebaiknya jangan di saat ini mengumumkan hubungan kita. Aku takut saat itu ada yang curiga, menurutmu gimana?"
Angel setuju karena mereka bekerja di rumah sakit swasta terhebat di Kota Yanas, ditambah semua pegawai medis tamatan dari sekolah ternama, jadi jabatan di sana sangat susah didapatkan.
Mark di umur 13 tahun sudah duduk di bangku SMA, bahkan tidak berhenti belajar sampai S2, bisa dibilang dia sangatlah genius. Setelah tamat, dia menggunakan waktu enam sampai tujuh tahun baru menduduki jabatan wakil kepala.
Angel setuju karena dia tidak ingin Mark dikatain orang, tentu saja Angel juga tidak ingin menunda dirinya.
Mereka berdua kerja di rumah sakit yang sama, bisa dibilang setiap hari bertemu, tapi tidak ada yang tahu kalau mereka sedang pacaran, bisa dibilang mereka sangat pandai akting.
Lebih tepatnya pandai akting bersikap seperti orang tak saling kenal.
Mark belum berumur 30 tahun, tapi gaji tahunannya sudah puluhan miliar, masa depannya pasti cemerlang, ditambah dia sangat ganteng, jadi ada banyak orang yang menyukainya di rumah sakit, dari tim medis sampai pasien, dari yang muda dan cantik sampai wanita kaya.
Namun, Mark selalu berwajah dingin, bahkan melakukan masalah sesuai peraturan.
Orang sepertinya tidak ada masalah pribadi, jadi mana ada yang menyangka kalau dia diam-diam ada pacar?
Angel juga begitu, dia tidak ingin pacaran, jadi langsung mengatakan kondisi keluarganya, ayahnya meninggal muda, ibunya sedang sakit, adiknya masih sekolah, dia juga tidak ada rumah di Kota Yanas.
Bisa dibilang, Angel bukan karena jelek, jadi tidak ada yang suka, melainkan beban keluarganya terlalu besar sehingga orang biasa tidak berani terima.
Mark seperti orang yang dua muka, ketika dia mengenakan jubah dokter, dia terlihat sangat tegas, tapi setelah tidak memakai jubah itu, dia benar-benar seperti pria berengsek.
Dia adalah pria pertama Angel, juga bisa memuaskan semua fantasi Angel terhadap pria.
Angel tahu status keluarga Mark sangat baik, jadi pacaran bukan berarti akan menikah.
Mana tahu ... ada kemungkinan itu?
Mark dan Jessica sudah bersama begitu lama, tapi juga putus.
Angel mengakui dirinya adalah orang yang serakah, dia tidak hanya mau mendapatkan Mark selama tiga bulan, dia ingin mendapatkan Mark selamanya.
Mereka sudah pacaran selama 100 hari, Angel ingin merayakannya, tapi Mark dinas ke luar kota.
Sudah tiga sampai empat hari Mark tidak mengangkat telepon Angel, hanya membalas pesan WhatsApp, [Sedang rapat]
Kalau seorang dokter benaran sibuk, makan saja bisa lupa, jadi Angel bisa mengerti kalau dia benaran sibuk. Hanya saja di hari peringatan 100 hari mereka bersama, Angel tiba-tiba datang ke rumah Mark.
Angel tidak menekan bel, melainkan langsung membuka pintu dengan sandi. Saat pintu baru terbuka sedikit, terdengar suara tangisan wanita dari dalam, "Siapa yang kamu bawa pulang?"
Tidak ada jawaban.
Suara wanita itu terdengar makin pasrah, "Mark, aku sedang tanya siapa yang kamu bawa pulang?"
Angel melihat rak sepatu di dekat pintu ada dua pasang sepatu, yang satu adalah sepatu Mark, yang satunya lagi sepatu hak tinggi 12 cm.
Mark tidak jawab, jadi Angel merasa sedikit senang.
Mungkin hanya mantannya yang datang cari masalah.
Detik berikutnya, suara Mark terdengar, "Ngapain kamu? Cepat letakkan pisau itu!"
Wanita itu berteriak, "Aku tanya kamu, apa kamu sudah menyukai wanita lain?"
Mark menjawab, "Kamu jangan gila ...."
Wanita itu bertanya lagi, "Kamu bilang padaku siapa dia?"
Mark menjawab tanpa ragu, "Hanya teman hubungan intim ... teman hubungan intim saja, apa kamu sudah puas?!"
Omongan Mark membuat Angel muram, sebenarnya yang membuat Angel sakit hati adalah Mark peduli wanita itu mengancamnya dengan nyawa.
Wanita itu bertanya, "Mark, kok kamu tega begitu padaku?"
Mark menjawab, "Kamu yang bilang putus, juga bilang nggak akan menyesal."
Wanita itu bertanya sambil menangis, "Itu hanya omongan marah, aku hanya ingin kamu menghiburku."
Mark bertanya, "Jadi apa hubunganmu dengan pria itu?"
Wanita itu menjawab, "Aku sudah bilang berkali-kali, nggak ada hubungan apa-apa! Benaran nggak ada hubungan apa-apa! Kamu yang bilang kalau aku selingkuh, apa kamu mau aku buktikan dengan kematian?"
Selesai berbicara, terdengar suara "duang" dari dalam seperti ada sesuatu yang menabrak meja, kemudian terdengar suara Mark yang menghalang dengan panik.
Beberapa detik kemudian, Mark yang masih ketakutan berkata dengan marah, "Jessica!"
Jessica gemetar dan masih keras kepala. "Kamu bilang padaku, siapa yang kamu bawa pulang? Kamu sudah tidur berapa kali dengannya? Apa kamu menyukainya? Apa dia cantik?"
Mark menjawab, "Aku nggak pernah menyukainya, aku bersama dengannya hanya karena kesal padamu, apa kamu sudah puas?"
Jessica memarahinya, "Berengsek kamu!"
Angel menutup pintu dengan pelan. Kisah seperti sepasang kekasih saling bertengkar, lalu balikan lagi, dia benaran tidak ingin dengar.
Dirinya bukan merasa dirinya rendah dari wanita itu, jadi tidak berani masuk untuk minta penjelasan, hanya saja dirinya tahu diri.
Di dunia ini ada orang akan menghadapi hal menjijikkan yang tak masuk akal, siapa yang hadapi, ya anggap saja lagi sial.
Jangan pernah bertanya kenapa bisa begitu, juga jangan minta penjelasan.
...
Saat Angel melamun, seorang pria bertanya, "Apa nggak nyaman?"
Angel tidak ingin di saat ini mengatakan hal seperti ini, setidaknya tidak ingin berbicara banyak dengan pria yang baru kenal selama 40 menit.
Dia juga tidak pernah berpikir menggunakan cara ini untuk balas dendam pada Mark, tapi pria ini memang hanya alat untuk membantunya melupakan Mark si berengsek.
Sekarang Angel hanya berpikir bagaimana bisa mengakhiri hubungan konyol itu, ditambah besok masuk sif pagi.
Setelah berakhir, pria itu bertanya dengan lembut, "Kamu mau mandi nggak?"
Angel berkata, "Kamu mandi dulu."
Pria itu ke kamar mandi dulu, setelah dia keluar, dia merasa kamar tidak ada orang lagi. Setelah lampu dinyalakan, memang sudah tidak ada orang.
...
Angel baru selesai cuti dua hari, dia tiba di gedung rawat inap dan bersiap melakukan pertukaran kerjaan dengan rekan medis berikutnya.
Rekannya, "Lusa malam ada dua pasien yang masuk ke ruang VIP 1 dan VIP 2, semua karena kecelakaan. Luka luar mereka sudah diobati departemen lain, sekarang pindah ke sini untuk melakukan operasi tulang. Satu operasi tulang belakang, satunya operasi tulang belakang leher. Jadwal operasi mereka di hari ini jam 9 pagi."
Angel bertanya, "Dokter mana yang melakukan operasi?"
Rekannya menjawab, "Pasien VIP 2 ditangani oleh Pak Mark, pasien VIP 1 belum tahu."
Siska sangat kaget. "Belum tahu itu maksudnya apa?"
Rekannya berkata dengan suara kecil, "Dua hari ini kamu cuti jadi kelewatan banyak hal. Hal ini aku juga tahu dari orang lain, pasien VIP 1 meminta operasinya dibuat dokter luar, jadi masih memastikan waktu dokter itu."
Angel sangat penasaran, biasanya yang berobat di Rumah Sakit Siloma adalah orang kaya atau bangsawan, tapi bisa datang ke sini juga karena menganggap kemampuan medis di sini sangat baik, kenapa bisa memilih dokter dari luar?
Rekannya menebak pemikiran Angel, jadi berkata dengan suara kecil, "Sepertinya pasien ada hubungan dengan Keluarga Risana."
Angel akhirnya mengerti, Rumah Sakit Siloma adalah asetnya Keluarga Risana. Jadi kalau teman Keluarga Risana yang rawat inap di sini, mau minta dokter mana yang operasi, tentu saja terserah dia.
Saat sedang berpikir begitu, rekan tiba-tiba menyapa orang di belakang Angel, "Pak Mark."
Angel baru menolehkan kepala dan melihat Mark berjalan kemari.
Mark meminta cuti seminggu, ini pertama kalinya Angel bertemu dia setelah enam hari berlalu.
Mark masih saja seperti biasanya, dia tampan, tapi terasa susah didekati.
Angel juga seperti biasanya menyapa, "Pak Mark."
"Iya," jawab Mark, lalu melewati mereka berdua.
Suster muda itu menatap kepergian Mark sambil menghela napas. "Pak Mark berkemampuan hebat, tapi kenapa nggak ada pacar?"
Rekan di sampingnya berkata, "Mungkin karena dia terlalu hebat, jadi nggak suka sama yang di sekitar."
"Aih, sayang sekali, kalau di drama serial pasti sudah ada adegan aku bersama dengan Pak Mark."
"Kenapa begitu?"
"Karena aku orang biasa, kalau benaran ada uang, juga cantik, pasti nggak bisa buat drama serial romantis yang 36 episode."
Angel yang di samping hanya tersenyum setelah mendengar itu.
Siang jam 2, direktur departemen ortopedi dan kepala perawat meminta semua orang ikut rapat, katanya hanya rapat kecil, tapi semua orang harus hadir mau dia itu ketua, wakil ketua atau dokter, bahkan yang cuti juga harus hadir.
Direktur departemen itu tertawa senang seperti mendapatkan harta karun. "Aku perkenalkan ke kalian semua, Pak Elbert yang belum usia 14 tahun sudah masuk ke Universitas Kedokteran Senjani, bisa dibilang ada banyak yang alumni dengannya. Tapi selama enam tahun ini, dia terus mendalami ilmu di Negara Jerko dan Negara Amera."
"Kalian jangan lihat dia masih muda, tapi pengalamannya sudah ada belasan tahun, termasuk senior bagi banyak orang. Operasi sekrup pedikel pada pasien VIP 1 hari ini dibuat oleh Pak Elbert, waktu operasi 5 jam dan berhasil mengeluarkan 19 sekrup ...."
Ada sebagian orang yang sudah tahu Elbert, bahkan tahu kehebatannya, yang tidak tahu juga merasa operasi ini sangat sulit, jadi pasti memuji Elbert.
Elbert hanya berkata dengan sopan, "Kalian semua terlalu sungkan, aku masih ada banyak kekurangan, kelak perlu kalian bantu aku saat di Rumah Sakit Siloma."
Para suster muda itu langsung kagum sampai mata terbelalak, awalnya mereka merasa pengalaman dan penampilan Mark sudah bisa dijadikan legenda, tak disangka masih ada yang lebih hebat. Elbert mau dari penampilan, pengalaman atau gelar, semua bisa melampaui Mark.
Di dalam ruangan, mau mereka tulus atau tidak, setiap orang tetap menyambut dengan senyum.
Namun, ada satu orang yang tidak bisa senyum, yaitu Angel.
Hanya lihat sekilas dia sudah tahu kalau Elbert pria itu, bukan karena sudah kenal lama, melainkan baru kenal semalam.
Semalam Angel berdandan dengan menor, berharap Elbert yang saat ini tidak kenal dirinya.
"Eh, kamu, ya?"
Elbert yang sedang dipuji orang tiba-tiba lihat ke arah seseorang.
Angel tidak berani mengangkat kepalanya, tapi merasa ada banyak yang melihatnya, jadi hanya bisa melihat ke arah Elbert.