Bab 1118
Hingga detik terakhir, Pamela masih berharap Agam memiliki hati nurani dan mengatakan yang sebenarnya.
Melihat Agam terlihat begitu percaya diri, Pamela sendiri merasa bosan. Sungguh membosankan!
Pamela memandang Agam tanpa ekspresi. Dia menatap wajah yang pernah membuat jantungnya berdebar kencang dan berkata dengan nada datar, "Hanya dengan berdiri di sini, kamu telah menyinggung perasaanku. Karena sekarang aku nggak ingin melihatmu!"
Kehangatan di mata Agam menghilang. "Nggak ingin melihatku? Pamela, apakah aku begitu mengganggumu?"
"Yah! Kamu membuatku sangat jijik!" Pamela menyunggingkan sudut mulutnya dengan dingin. Dia berkata dengan tatapan sinis, "Pak Agam, awalnya aku menciummu dengan paksa untuk menyingkirkan pasangan kencan butaku. Itu salahku, tapi aku sudah bertanggung jawab. Aku sudah memikul tanggung jawabku. Sekarang, aku nggak berutang apa pun padamu! Sementara kamu, apakah kamu merasa menyenangkan menaklukkan wanita yang nggak tertarik padamu? Tapi, aku nggak ingin b

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda