Bab 1152
Pamela mengangkat kepalanya untuk memandang halaman Kediaman Dirgantara, dia tidak akan datang lagi ke tempat ini.
Tidak disangka satu-satunya hal yang tidak bisa dia lepaskan adalah Revan ....
Waktu berlalu dengan sangat cepat, satu hari telah berlalu setelah makan tiga kali.
Pada malam hari, ponsel Pamela berdering setelah selesai mandi dan hendak membacakan sebuah cerita pada Revan untuk membujuknya tidur.
Tidak disangka Agam meneleponnya lagi setelah Pamela mengambil ponselnya.
Ada apa dengan pria ini? Tidak disangka dia ingat untuk meneleponnya setiap hari?
Pamela menekan rasa jijik di dalam hatinya dan menjawab panggilan agar Agam tidak merasa curiga.
"Kamu sudah tidur belum?"
Suara pria itu terdengar rendah dan lembut, sepertinya sudah mengabaikan rasa tidak senang pada panggilan telepon kemarin.
"Menurutmu? Apakah aku bisa menjawab panggilanmu kalau sudah tidur?" Nada bicara Pamela terdengar datar, tidak lembut dan juga tidak sinis.
Pria itu berkata dengan suara rendah, "Bukank

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda