Bab 1245
Adsila berteriak gembira, "Pasti Paman datang untuk menemuimu, tapi dia segan untuk ke atas! Perilaku pria kaku seperti Paman memang seperti itu, bagaimana kalau aku suruh Paman naik ke atas?"
"Dia nggak disambut di sini," jawab Pamela. Setelah menatap ke bawah beberapa saat, dia menutup tirai, hatinya jauh lebih tenang jika tidak melihatnya.
Melihat sikap dingin Pamela, ekspresi bahagia di wajah Adsila pun memudar. Merasa tak berdaya, dia mengernyitkan bibirnya, lalu diam-diam membuka tirai dan mengintip ke bawah, tapi area di bawah sudah kosong. Paman dan mobilnya sudah tidak ada. Apa dia sudah pergi?
'Paman ini .... Dia pergi begitu saja?'
'Kenapa nggak berdiri lebih lama? Biar Bibi melihat ketulusannya!'
Pamela yang ditarik paksa bangkit dari tempat tidur pun tidak ingin berbaring lagi, "Bukannya tadi bilang mau makan? Ayo, kita makan," ajaknya.
Adsila menggangguk, memaksakan dirinya tersenyum, lalu berkata, "Baik! Ayo kita makan."
Pamela keluar dari kamar, berjalan menuju ruang ma

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda