Bab 1608
Kemudian, Ariel mendengar raungan Marlon dari ujung telepon, kemudian telepon ditutup.
Ariel terdiam seribu bahasa.
Ariel tidak tahu apa yang Marlon lakukan!
Setelah meletakkan ponselnya, Ariel kembali ke ruang tamu. "Bos, aku sudah menelepon. Dia bilang dia akan segera kembali. Tunggulah sebentar."
Pamela mengerutkan keningnya dengan sedikit kesal.
"... Bos, apakah kamu sudah sarapan? Aku akan membuatkanmu dua potong roti panggang?"
Pamela melirik Ariel. Dia tidak lapar, tapi dia tahu Ariel dan Justin baru saja bangun. Mereka belum sarapan, jadi Pamela mengangguk dan berdeham.
Ariel menghela napas lega. Dia juga pergi ke dapur.
Begitu Ariel memasuki dapur, Justin menghampirinya. "Tuan, kenapa kakakku begitu menakutkan hari ini? Apakah hanya karena Marlon nggak memberitahunya bahwa dia akan menikah?"
Ariel mengetuk dahi Justin. "Kamu tahu apa? Jangan membicarakan kakakmu di belakangnya! Nyalakan pemanggang roti dan panggang beberapa potong roti!"
Justin menyentuh dahinya sambil mengang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda