Bab 1822
Alis tegas pria itu melirik ke arah ayah dari anak gendut itu. Kemudian, ayah yang dari anak gendut itu langsung berkeringat dingin ....
Siapa ... dia?
Mengapa seluruh tubuhnya memancarkan aura yang begitu menakutkan!
Setelah mata pria itu melirik ayah dari anak gendut itu, dia menatap Pamela. Tatapan dingin di matanya menghilang. Dia mengangkat alisnya dan membuka tangannya sedikit. "Apakah kamu nggak merindukanku?"
Pamela menatapnya. Air mata muncul di matanya yang jernih, tetapi nada suaranya terdengar kesal. "Dari mana saja kamu? Kenapa kamu nggak membalas pesanku?"
Pamela tidak mendekat, jadi Agam menghampirinya, lalu melingkarkan lengannya di pinggang Pamela yang ramping. Dia meletakkan dagunya di bahu Pamela dan menjelaskan dengan suara rendah, "Aku membuang ponselku agar nggak ditemukan. Setelah meninggalkan bandara kemarin, aku pergi untuk mengurus beberapa hal. Maaf, aku terlambat lagi."
Pamela meninju dada Agam sambil berkata dengan suara tercekat, "Dasar bajingan! Aku pikir

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda