Bab 2382
Setelah mendengar cerita Anisa, Aylin juga menyadari adanya sedikit keanehan.
"Sayangnya, setelah mengirim foto itu, Nona Veren segera menariknya. Kalau aku sempat menyimpannya, seharusnya Nenek bisa mengetahui apakah foto itu diambil pada malam itu."
Anisa menepuk-nepuk punggung tangan Aylin dan berkata, "Aylin, aku tahu kamu sedih. Kamu pasti sudah memendam kesedihanmu sendirian selama berhari-hari ini, 'kan?"
"Nggak ada seorang pun yang datang untuk menghiburmu."
"Gadis bodoh, seharusnya kamu memberitahuku lebih awal. Paling nggak, aku juga bisa memberitahumu apa yang terjadi hari itu."
Aylin kembali meneteskan air mata karena perhatian yang dicurahkan oleh Anisa padanya.
Dulu, saat dia merasa sedih, dia juga tidak pernah dihibur seperti ini oleh orang tuanya.
Sementara itu, setiap kali merasa sedih di sekolah, sepulang ke rumah Levina selalu membanting pintu kamarnya.
Lalu, pada saat itu, ibunya akan mengetuk pintu kamar Levina dengan sangat lembut.
Biarpun Levina selalu menanggapi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda