Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 2438

"Kalau Keluarga Respati masih makmur, keluarga kecil sepertimu nggak mungkin bisa menjangkaunya." "Kalau bukan karena kata-kata manismu, mana mungkin aku bisa bersama wanita sepertimu?" "Jangan nggak tahu diuntung. Sudah bagus di umurmu yang sekarang aku nggak menyuruhmu bekerja di luar." "Aku seharian menemani orang minum dan membicarakan bisnis di luar, kamu kira gampang?" "Memangnya aku yang memaksamu jadi Nyonya Keluarga Respati?" "Kalau kamu mau keluar untuk mencari pekerjaan, aku juga nggak akan menghentikanmu. Berhentilah melontarkan komentar sinis seperti itu di sini." Melinda menangis setelah diejek oleh suaminya, "Kamu nggak berperasaan, tahukah kamu bagaimana situasi Keluarga Respati ketika aku menikah denganmu?" "Sekarang kamu bilang aku yang bersikeras mau menikah denganmu, apakah kata-kata ini sepadan dengan sumpah yang pernah kamu ucapkan kepadaku? Apa semua itu palsu? Aku cuma bilang Aylin adalah putri kita berdua. Kenapa kamu melemparkan semua masalah padaku seorang?" Melihat istrinya menangis sedih, ekspresi Peter agak masam. Tadi dia terlalu kesal, sehingga bicara kasar seperti itu. Namun, sebagai pria, dia tidak mau kehilangan muka dan meminta maaf kepada Melinda. Dia ini kepala keluarga, tidak perlu minta maaf. Saat Melinda menangis, Levina membuka pintu dan masuk. Sebelum masuk, dia masih tersenyum, tetapi setelah masuk dan menatap Melinda yang terlihat sedih dan ayahnya yang duduk di sofa, senyumnya langsung menghilang. "Ayah, ada apa ini? Kalian bertengkar lagi?" tanya Levina. Dia berpura-pura khawatir. Selama ini, pasangan itu sudah terlalu sering bertengkar. Dia cukup tertarik menyaksikannya. Peter meninggalkan ibunya tanpa ragu-ragu dan sekarang giliran Melinda. Melinda memaksa tersenyum, menyeka air mata di wajahnya, lalu berkata tidak apa-apa, "Aku hanya bercanda dengan ayahmu. Levina sudah pulang, apa kamu lapar?" "Ada semangkuk telur kukus di dalam panci. Kalau kamu lapar, isilah dulu perutmu," sambungnya. Peter juga bekerja sama, tidak lagi mengungkit topik itu. Mereka memiliki pemahaman diam-diam dalam hal ini dan tidak ingin menimbulkan terlalu banyak masalah di depan putrinya. "Oh, ya?" respons Levina. "Telur kukusnya untukmu saja," katanya. "Aku mau menghadiri pesta. Oh, ya. Bibi, jangan lupa tugas yang kuberikan padamu," pesannya. Setelah bicara, Levina mengambil kunci mobil yang baru saja dia lemparkan, memakai sepatu dan pergi tanpa menoleh. Melinda memanggilnya beberapa kali, tapi dia tidak menoleh. "Anak ini bahkan nggak bilang pulang jam berapa. Aku sudah menyiapkan banyak makanan kesukaannya malam ini." Dia bergumam meminta bibi di dapur untuk membantu menyajikan makanan di atas meja, kemudian memanggil Peter dengan nada datar untuk makan bersama. "Untuk apa Levina menyuruhmu menghubungi Aylin?" Di meja makan, Peter bertanya dengan nada tidak sopan. Dia takut Melinda salah bicara ketika menemui Aylin dan membuat berita baru. Keluarga Respati tidak sanggup menerima berita gosip lagi. "Bukankah lebih baik kamu tanyakan pada putri kesayanganmu? Untuk apa bertanya padaku?" jawab Melinda. "Oh, atau aku ini pembantu di Keluarga Respati?" lanjutnya. "Aku harus melakukan segalanya dan harus melaporkan secara detail padamu," tambahnya. Peter membanting mangkuk ke atas meja, "Apa-apaan sikapmu ini? Kalau nggak mau makan, nggak usah makan!" Dada Melinda naik dan turun dengan kuat, seolah tidak bisa menahan amarah. Dia tersenyum dingin, "Kenapa aku nggak makan?"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.