Bab 483
Di posisi Pamela berada sekarang, dia tidak bisa mendengar isi pembicaraan nyonya pemilik warung dengan pria itu. Namun, sangatlah aneh melihat sosok pria terpandang seperti Agam duduk sendirian di sebuah warung di pinggir jalan.
Marlon mendecakkan lidahnya dan berkata, "Bos, aku benar-benar nggak menyangka orang seperti Agam bisa datang ke tempat seperti ini. Ternyata dia juga bisa makan barbeku di pinggir jalan, dilengkapi dengan sebotol bir dan sepiring hidangan pelengkap! Tapi, apa artinya makan dan minum sendirian seperti itu? Sungguh membosankan!"
Pamela juga merasa pemandangan di hadapannya itu sangat aneh. Lagi pula, bukankah sore tadi pria itu mengatakan dia sedang mengejar pesawat? Kenapa sampai sekarang dia masih berada di Kota Marila?
Dia teringat kala itu dia datang sendirian ke warung barbeku ini untuk makan malam. Saat itu, Agam kebetulan lewat dan melihatnya. Kemudian, pria itu duduk bersamanya dan mencicipi barbeku warung ini. Selesai makan dan hendak pergi, saking kek

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda